watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PEMUAS NAFSU

Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah
satu proyekku untuk sebuah perusahaan tekstil.
Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku,
dan membalas e-mail yang masuk. Ada
beberapa e-mail ucapan terimakasih dari mereka
yang telah sukses mengikuti langkahku
menggeluti bisnis wiraswasta ini. Ada juga e-
mail dari calon pelanggan meminta proposal.
juga ada beberapa e-mail joke dari teman-
temanku.
Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas
e-mail, tiba-tiba HPku berbunyi..
“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara
Monika pacarku terdengar di ujung sana.
“Hai Mon.., biasa sedang nyelesaiin kerjaan nih.
Kamu masih kuliah ya?”
“Iya.. Lagi nunggu kelas berikutnya. Nanti malam
jadi khan?”
“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama
kamu..” jawabku mesra.
“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah
datang.. Bye..”
Aku pun kemudian melanjutkan membalas e-
mail. Setelah itu, kututup program e-mailku, dan
akupun kembali mengerjakan proyekku. Lagi-lagi
HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante
Sonya menelponku.
“Halo Wan.., apa kabar sayang?”
“Baik tante..”
“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke
sini? Sedang sibuk ya?”
“Iya tante..”
“Sombong ya.. Mentang-mentang banyak
proyek lupa sama tante..”
“Nggak tante.. Kan..”
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku,
tante Sonya sudah memotong pembicaraanku..
“Wan.. Tante punya teman.. Dia katanya punya
proyek buat kamu. Kamu hubungi dia hari ini
ya..”
“Baik tante..”
Tante Sonyapun kemudian memberikan nama
dan alamat serta nomor telepon temannya.
“Asal jangan lupa kamu harus ke sini besok.
Tante sudah kengen..”
“OK tante.. Terimakasih ya. Besok pasti Wawan
ke sana. Kangen juga sama tante yang seksi
abis..” jawabku bercanda.
“Ih.. Kamu nakal ya.. Awas ya besok..”
jawabnya sambil tertawa kecil.
Memang aku sudah ketagihan berhubungan seks
dengan tante Sonya. Semenjak bertemu saat
membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap
bertemu dan saling memuaskan birahi masing-
masing. Sebagai lelaki normal, siapa juga yang
akan menolak diajak berselingkuh dengan tante
secantik itu.
Sambil memegang secarik kertas berisi nama
teman tante Sonya, akupun berpikir apakah aku
masih punya waktu untuk menerima proyek
baru lagi. Sebab setelah proyek untuk
perusahaan tekstil ini masih ada dua proyek lagi
yang harus aku selesaikan. Tetapi kupikir aku
terima saja, nanti kalau tidak bisa
mengerjakannya sendiri, aku bisa minta tolong
temanku yang dulu mengenalkanku pada bisnis
ini untuk membantu. Alternatif lain, aku bisa
minta deadline yang agak panjang dari teman
tante Sonya ini.
Singkat cerita, sore itu aku segera bergegas
menuju alamat sebuah gallery di kawasan
Kemang. Setelah mengutarakan maksud
kedatanganku pada satpam yang membuka
pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam
pekarangan gallery yang luas itu.
“Sore.. Saya ingin bertemu dengan ibu Yulia..”
“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya
siapa darimana?” jawab resepsionis di gallery itu.
“Wawan.. Saya sudah punya janji kok”
Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan
setelah itu berujar..
“Mari Mas, saya antar ke dalam”
Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil
melewati ruang gallery. Gallery tersebut indah
sekali dengan banyaknya lukisan yang bagus-
bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah
keindahannya.
“Permisi Bu.. Ini Mas Wawan” kata si resepsionis
setelah kami memasuki ruangan kantor ibu Yulia.
Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda,
mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik
dan berkulit putih mulus. Saat itu dia memakai
gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal
yang melingkar indah di lehernya yang jenjang.
Gaun itu tampak tak sanggup menahan
payudaranya yang membusung padat.
Ditambah dengan gaun mininya yang
memperlihatkan kakinya yang mulus,
menambah darah mudaku bergejolak
melihatnya.
“Hai Wawan.. Saya Yulia”
Kurasakan tangannya yang lentik itu halus
menjabat tanganku.
“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku
duduk di sofa dalam ruangan kantornya.
Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku.
Kamipun berbincang basa-basi sebentar.
Ternyata dia adalah teman fitness tante Sonya.
Tante Sonya telah bercerita banyak tentangku
termasuk bisnisku.
Kamipun kemudian berbincang lebih serius
mengenai bisnisku. Untuk melihat penjelasanku
yang menggunakan notebook, ibu Yuliapun
pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya
menyebarkan wangi parfum yang lembut,
menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku.
Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan
payudaranya yang putih mulus tersembul dari
gaunnya. Ingin rasanya kuremas payudaranya
yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus
bersikap professional.
Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui
harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk
menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui
bersama.
“Tapi saya minta sedikit kelonggaran waktu ya
Bu.. Soalnya saya masih ada beberapa proyek
yang harus diselesaikan” kataku.
“Oh.. Begitu ya.. Berapa lama punya saya
selesainya?”
“Kira-kira satu bulan ya Bu..”
“Ok deh.. Nggak apa..” katanya
“Oh ya kamu mau minum apa Wan?”
“Apa aja deh..”
Ibu Yulia pun kemudian menelepon
pembantunya dan meminta dua orange juice.
“Kamu masih kuliah ya Wan”
“Masih Bu.. Tahap akhir”
“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Saya
masih muda lho.. Panggil saja tante”
“Oh iya tante”
Akupun terenyum dalam hati. Persis
pengalamanku dengan tante Sonya dulu yang
tidak mau dipanggil ibu. Pembantu tante Yulia
kemudian masuk menyajikan minuman.
“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia saat si
pembantu beranjak pergi.
Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya
kemudian menutup pintu ruang kantor dan
menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di
sebelahku sambil meminum orange juicenya.
Pahanya yang putih mulus tampak begitu
menggoda saat dia menumpangkan kakinya.
Akupun tak tahan untuk tidak melihat
pemandangan indah itu.
“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil
tersenyum manis.
“Oh nggak kok tante..”
“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..”
katanya lagi menggoda.
“Nggak kok tante.. Cuma kagum aja.. Habis tante
cantik banget..”
“Ih.. Kamu genit juga ya.. Pinter merayu”
godanya lagi.
Tangannya kemudian meraih tanganku dan
diletakkannya di atas pahanya.
“Kamu pengin ini kan?” sambil berkata begitu
tante Yulia mendekatkan wajahnya dan
mencium bibirku.
Tak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah
bergolak, kubalas ciuman tante Yulia dengan
penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan
kuusap pahanya yang mulus itu, sementara
tanganku yang lain mengusap-usap rambutnya.
“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku
menyentuh celana dalamnya yang telah basah.
Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku
menyibakkan celana dalam itu dan menemukan
klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante cantik ini,
dan cairan vaginanya semakin mengucur deras.
“Ahh.. Enak Wan.. Memang betul kata Sonya
kamu hebat.. Terus Wan” erangnya lebih lanjut.
Sementara tanganku masih mengusap-usap
vaginanya, akupun menciumi pundak putih tante
Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya
sehingga payudaranya tampak meskipun masih
terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan
payudaranya yang padat meloncat keluar seperti
menantangku untuk menghisapnya. Langsung
kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap serta
kujilati putingnya yang berwarna merah muda.
“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante
Yulia semakin menjadi memenuhi ruangan
kantor itu.
Terus kujilati puting yang semakin mengeras itu,
dan tanganku yang satu masih terus
memberikan kenikmatan pada klitorisnya.
“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau
tante Yulia merasakan nikmat yang kuberikan.
Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku.
Tampak wajah tante menampakkan
kekecewaannya
“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..”
pintanya
“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-
siapa nih?” kataku sambil menciumi wajahnya
yang cantik.
“Nggak ada.. Cuma pembantu sama satpam
aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”
“Suami tante?”
“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan..
Puasin tante ya sayang..” katanya sambil
mendorong kepalaku ke arah payudaranya yang
montok itu.
Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia.
Bergantian kuhisap sepasang payudaranya.
Tante Yulia kembali mengerang dan
badannyapun menggeliat menahan nikmat.
Setelah puas menikmati payudara montok tante
Yulia, akupun mengangkat gaunnya sehingga
tampak celana dalam mininya yang seksi
berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga
tampak vaginanya yang bersih tak berbulu
sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi vagina
tante Yulia, sehingga tubuhnya agak melonjak
dari sofa.
“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia.
Sambil mengerang, tubuhnya tampak sedikit
melengkung ke belakang menahan nikmat.
Tangannya tampak meremas-remas
payudaranya sendiri.
Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati
dan kadang kugigit perlahan klitorisnya.
Sementara tanganku menggantikan tangannya
untuk meremas-remas sepasang payudaranya
yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh
erangan tante Yulia, dan juga bunyi sofa karena
gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.
Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tak
mempedulikannya dan aku terus memberikan
kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi
bunyi HP terus berbunyi..
“Shit.!!” maki tante Yulia.
“Sebentar ya Wan.”
Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke
meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya
dengan nada kesal.
“Ya.. Ada apa?”
“Aku baik-baik aja dear.., sedang sibuk untuk
pameran minggu depan” jawabnya sambil
kembali duduk di sofa.
“Kamu sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil
berkata begitu tangan tante Yulia meraih kepalaku
yang masih berjongkok di depan sofa dan
mendorong ke arah tubuhnya.
Akupun mengerti kemauannya. Kembali
kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali
menciumi dan menghisapi bibir vaginanya.
Kemudian kutelusuri vaginanya dengan lidahku,
untuk kemudian kuhisap-hisap kembali
klitorisnya.
“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Aku banyak
kerjaan nih.. I love you..” sambil berbicara
tangannya mengusap-usap rambutku.
Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri
menahan erangannya, agar suaminya di ujung
telepon tidak curiga.
“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok..
Bye dear..” setelah menutup HP-nya, erangan
tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannya
langsung meledak.
“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Semakin cepat
kujilati klitoris tante Yulia.
“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan..
Ohh..my godd..”
Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan
vaginanya semakin mengucur banyak. Terus
kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia
yang cantik ini, sampai tubuhnyapun lemas
terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja
dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat
tante Yulia. Kemudian kuhabiskan sisa orange
juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange
juicenya.
“Minum dulu tante” kataku.
“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante
orgasme kayak tadi.. Kamu benar-benar laki-laki
Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya sampai
habis.
“Sekarang giliran kamu ya..” katanya
Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Yulia
yang masih duduk di sofa lalu membuka celana
panjangku. Aku pun membuka kemejaku, dan
tak lama akupun tinggal bercelana dalam di
depannya.
“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya
sambil tersenyum menggoda.
Tangannya kemudian menanggalkan celana
dalamku, dan penisku yang memang lumayan
besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya
sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.
“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..”
katanya sambil mengelus-elus kemaluanku
dengan jemari tangannya yang lentik.
Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante
Yulia mendekat dan tak lama lidahnya telah
menjilati batang penisku.
“Ah.. Tante..” erangku ketika kepala penisku
dijilatinya.
Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia
meremas-remas buah zakarku sambil matanya
menatapku nakal menggoda. Kemudian
dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya
penisku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh
tubuhku ketika tante Yulia menggerakkan
kepalanya maju mundur menghisapi penisku.
Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan
kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.
Tampak tante Yulia begitu menikmati penisku.
Dihisap, dijilati dan diremasnya penisku dengan
penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat
terdengar dari mulutnya saat dia mengulum
penisku. Sedangkan erangankupun semakin
keras terdengar memenuhi ruangan kantor
gallery itu.
“Now.. Please fuck me Wan.. Aku pengin
ngerasain barangmu yang gede itu.” katanya
sambil bangkit berdiri.
Dia pun kemudian berbalik membelakangiku.
Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas
payudaranya. Kemudian tante Yulia
memposisikan dirinya sehingga dia menungging
di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan
kuarahkan penisku ke liang vaginanya.
“Oh.. God..” erangnya ketika kepala penisku
mulai masuk menyesaki liang vaginanya yang
sempit. Kudorong tubuhku sehingga peniskupun
masuk lebih dalam, dan mulai kupompa vagina
tante muda ini.
“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..”
erang tante Yulia setengah menjerit.
Payudaranya tampak bergoyang-goyang
menggemaskan karena gerakan tubuhnya.
Jepitan vagina sempit tante Yulia terasa begitu
nikmat di sepanjang penisku. Sambil memompa
tubuhnya, sesekali kuremas payudaranya yang
menggantung menggemaskan.
Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan
doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa.
Tante Yulia segera menaiki tubuhku dan kami
kembali bersetubuh dengan duduk saling
berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk
kembali menikmati payudaranya yang montok
itu. Tante Yulia menaik-turunkan tubuhnya di
pangkuanku, dan tanganku meremas-remas
pantatnya yang bulat dan padat.
“Wan.. Wan.. Aku hampir keluar lagi wan.. Oh..
God..” erang tante cantik ini.
Aku lalu kembali menghisapi payudaranya
sambil tanganku mendekap erat punggungnya.
Sambil tanganku yang lain memegang erat
pantatnya, aku lalu menggenjot cepat penisku
dalam liang vaginanya.
“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia
mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Butir keringat tampak mengalir membasahi
wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke
payudaranya yang indah. Akupun terus
menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun
merasa akan segera menyemburkan spermaku
dalam liang vaginanya.
“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme,
karena mulutku masih menghisapi payudara
tante Yulia.
Banyak sekali spermaku yang menyembur ke
dalam vagina tante Yulia. Mungkin karena aku
begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik
serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun
melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik
pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas di
samping tubuhku.
“Tante puas banget Wan.. Belum pernah dapat
yang seperti tadi dari suami tante”
“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik
banget sih”
“Ih.. Kamu bisa aja” jawabnya sambil mencubit
tanganku.
Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum
aku pamit pulang karena ada janji dengan
pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft
surat kontraknya lewat e-mail sesegera
mungkin.
“Jangan lewat e-mail Wan.. Kamu bawa aja
sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku
tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis.


Adult | GO HOME | Exit
1/822
U-ON

inc Powered by Xtgem.com